Journey to the past. Kembali kemasa-masa dimana aku harus disiksa selama sebulan penuh (baca : bimbingan intensif SNMPT 2011 selama sebulan). And the result is : I GOT IN TO STATISTIC BRAWIJAYA UNIVERSITY 2011. Not too bad.
Seperti kata penulis favorit ku, Raditya Dika, “SPMB --sekarang SNMPTN—itu sendiri seperti hutan yang penuh dengan binatang buas, siap menerkam satu sma lain. Untuk tembus SPMB, kita harus menjadi lebih dari binatang biasa, bukan binatang biasa” (Radikus Makankakus)
Yaaaah. . . Jujur saja. Masa-masa kelas XII (setara dengan kelas III SMA) adalah masa-masa paling berat dalam hidup. Sangat antusias dan berharap pada sistem penerimaan berjudul SNMPTN UNDANGAN (sama seperti PMDK raport) soalnya gak pake tes, eh ternyata ga keterima!! Nassssssiiiiiiiiiib. . .
Mencoba peruntungan selanjutnya di PMDK PENS ITS. Bernasib sama. Aku GAGAL! Ternyata nilai raport ku gak bawa hoki.
Akhirnya SNMPTN harus ditempuh. Amat sangat pesimis sekali pastinya. Harapan masuk hanya sangat sedikit persen. Guru pembimbing pernah bilang di kelas,
“Sudah, ah! Kalian kami cukupkan belajar Fisika, Biologi, sama Kimianya. Nilai kalian gak bakal bagus. Adanya malah ngerecokin yang lain. Oke. Mulai sekarang, kalian saya gembleng metematika saja”.
Ebuseeeeeeettt. . . sepertinya gak ada harapan.
Mendaftar sebagai peserta SNMPTN dengan nomor pendaftaran 3115002655. Tempat ujian di Fakultas Hukum Gedung A Lt.2 Universitas Airlangga Surabaya. Sebelum ujian dimulai, minder duluan dengan wajah-wajah anak Jawa. Mereka tampak pintar dengan kacamata mereka. Aku pun berkacamata. Tapi mungkin akan terlihat seperti siswa SMA maniak komik dan game (bukan progeria).
Selama menunggu hasil SNMPTN, aku berubah jadi anak yang amat sangat sensitif kalo disinggung soal kuliah. Aku juga jadi sangat melankolis. Sedikit-sedikit pengen nangis, sedikit-sedikit pengen nangis (nangis kok cuma sedikiiiit). Pokoknya bulan yang amat sangat galau buat siswa-siswi pengangguran macam saya.
Gak tahan, aku coba ikut USM STIS. GAGAL. Kecewa sekali. Semakin galau.
Sebenarnya aku pengen banget kuliah di ITS. Tapi sayangnya, berkali-kali nyoba masuk, berkali-kali pula gagal. Sekali berhasil lolos seleksi, tapi setelah mengalami perdebatan yang sangat alot, dijatuhkan pilihan pada statistika ini.
Oke, selesai dulu ngebacotnya soal masa lalu yang pada akhirnya indah juga itu. :D
Hari ini aku dan dua anggota geng yang lain berkunjung ke rumah Mbak Rere. Keluarga yang besedia menampung kami selama sebulan di Sampang (selama bimbingan intensif) tanpa pamrih. Rp.0 biaya. Sama sekali. Mau makan, tidur, mandi, cuci, nonton TV, semua gratis!! Di zaman seperti ini, masih ada keluarga sebaik mereka!! Seperti ketiban durian runtuh! Berharap sekali keluarga seperti mereka akan aku temui lagi di Malang *ketagihan*. Hhehehehe. . . Terimakasih banyak Mbak Rere dan keluarga. . . :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar