Jumat, 04 Oktober 2013

Never Gets Old

Do you remember about Tom Jones? No! Absolutely you don't. So, ask to your Grandma-pa or your parent. If you need fast response, ask to Google (He know everything :D)

Jadi ceritanya, kemaren baru dapet vinyl dari saudaranya Ibuk. Dapet minta sih sebenernya hhihihi.
Dapetnya yang album Delilah. Karena saya gak punya pemutarnya, jadi coba-coba deh searching di internet lagu-lagunya. Ini dia list-nya :
1. Delilah
2. Weeping Annaleah
3. One Day Soon
4. Laura
5. Make This Heart of Mine Smile Again
6. Lingering On
7. You Can't Stop Love
8. My Elussive Dream
9. Just Out of Reach
10. Only a Fool Breaks His Own Heart
11. Why Can't I Cry
12. Take Me
vinyl ini sumpah bau tua -__-
Dari 12 lagu itu, yang paling saya suka One Day Soon, Lingering On, You Can't Stop Love, sama Only a Fool Breaks His Own Heart.

Love may be lost
You may be gone
Still there's a thousand memories to dream upon
Something went wrong
But, darlin, the song
Like fragrant perfume
Keeps lingering on

Saya kuno? Gak perduli :p. Yang penting saya senang hhahahahahahahahaha :D
Silahkan dicoba download. Semoga suka :))

Kamis, 03 Oktober 2013

The Second Day of October

Kurnia’s Playing :
Beady Eye – The Beat Goes On
JKT48 – Yuuhi wo Miteiruka?
BLP – Saat Kau Milikku
Paramore – Still Into You

It’s not about today, but yesterday. And it’s not about The Beatles. Bukan juga hari batik (sumpah baru sadar kalo batik juga punya hari khusus -_-)

2nd October. Dapet kejutan tengah malem dari temen-temen kos tersayang. Kue keju penuh krim, sekotak macaroon, sama tulisan Happy Bithday yang ada foto merekanya! Ini bener-bener bikin kaget. Saat saya bersusah payah buat bisa tidur dengan normal (saya bisa digolongkan can’t sleep in the night, can’t wake up in the morning), digedor tengah malem, dan yang pertama saya liat dibalik pintu adalah bayangan api (yang ternyata asal nya dari lilin -___-). Thank you soo much Tiwi, Tutut, Bak Epi, Dila, Bak Arin, Bak Wulan, Bak Essi, Ocha, dan Cicik (sun kening satu-satu :*)
Harvest Macaroon :3
Malemnya, habis diajakin makan, dikejutkan sama temen-temen (re : Ricky, Eva, Gatot, Didit, Herdian, Ika ) yang bawa kue tart gambar gitar (belakangan keliatan tulisan “Happy Birthday Kurnia Insyiani”). Dan dalang dari kejutan kedua ini adalah Ricky dan Eva *peluk*.

Disiram tepung + air malem-malem di alun-alun Kota Malang itu rasanya eeeeeeeee……….

Biarpun pembelaan mereka, “INI TEPUNG SAMA AIR SEMUA KITA BELI DI INDOMARET LOO, NIK”, tapi plissss deh, ini malem, dan ini Malang, dulur. Malang gak sehangat kota asal kita. You should know that the wind blowing dengan semriwing. I mean, “Saya jelas bakal masup angin kalo kalian biarkan di alam terbuka dengan keadaan separuh badan basah kuyup” -__-. Untungnya, lagi-lagi ada Ricky. Jaketnya menyelamatkan saya :3
Muka saya -__-
Pulang, bawa bungkusan super gede yang isinya :
Boneka Monster Inc dari Ricky. Terimakasih banyak oom :D
Dan sekarang, saya tidur ditemani dua hadiah dari orang yang sama :))
Jilbab Zoya dari Eva. Sumpah keren! Berasa cantik kalo pake jilbabnya :D :p

Jam tangan manis dari Shela sama Gatot. Mereka tau banget kalo saya lagi pengen keliatan agak manis :3 (Btw, ak juga pake gelang #SaveShark looh. Ceritanya nanti-nanti yah :D).

Seneng banget ada kamu dan kalian. Terimakasih banyak :)))


Note : Postingan ini di publish dengan hati yang riang gembira

Rabu, 24 Juli 2013

Ini Judulnya Apa?


Halo, long time no see. Sekali-kali ngomongin soal el-o-ve ah. Selow, sudah mau semester 5 ini. hhahahahahahaha :D

Sekarang saya tanya, topik apa yang paling betah kalian bahas all day long (selain konser kemarin atau film yang baru saja kalian tonton) ? Apa yang bikin kalian mendadak autis dengan handphone kalian masing-masing sambil cekikikan? Apa yang bikin kalian yang awalnya cukup-fashionable mendadak jadi amat-sangat-fashionable ? Apa yang bikin kalian mendadak jadi orang yang talkative ? Apa yang bikin kalian mendadak giving-very-very-more-attention sama lagu siapapun yang kalian denger? Saya rasa semua orang tau jawabannya dengan benar.

Ngomongin soal fallin’ in love gak bakal pernah ada habisnya. Semua orang pasti pernah ngerasin yang namanya fallin’ in love. Entah itu at first-sight, at entahlah sight yang keberapa, sama orang yang gak dikenal, sama orang yang sudah amat sangat dikenal, sama teman sekelas, sama teman lain kelas, atau sama adik kelas. Saya sendiri? Gak munafik, pernah lah ngerasin yang namanya fall in love *uhuk*.

Tom Hansen       : What happens when you fall in love?
Summer Finn     : You believe in that?
Tom Hansen       : It’s love. It’s not Santa Clause.

Jatuh cinta bikin seseorang mendadak norak dan menyebalkan (setidaknya di depan orang yang gak lagi jatuh cinta atau baru saja patah hati). I know I know, saat kalian jatuh cinta apalagi masa-masa yang namanya PDKT, bawaannya pengen ceritaaaaaa mulu. But please, tempatkan kondisi kalian, dong. Disaat orang yang kalian curhati menunjukkan rasa bosan entah dengan cara apa, tolong hentikan cerita kalian. Toh, kalian yang sedang jatuh cinta gak bakal pernah kehabisan topik bahasan soal gebetan kalian, kan?

Gak semua cerita cinta kalian itu menarik buat orang lain. Kadang buat saya pribadi, lebih-baik-untuk-tidak-terlalu-mendengarkan (bukan berarti tidak mendengarkan) sepenuhnya cerita-cerita kalian karena saya gak mau nantinya mendadak ilfeel sama orang yang awalnya kalian sanjung-sanjung itu kalau nantinya terjadi sesuatu yang tidak kalian –dan saya- inginkan nantinya.

“What happen if he’s your Prince Charming and you’re not his Cinderella?”

Atau lebih universalnya lagi sering kita sebut PHP. PDKT yang gak berending bahagia sebenernya bisa aja kita tanggepin biasa tanpa galau dan nangis-nangis segala seandainya dari awal kita gak terlalu GR menanggapi segala macam tindakan yang mereka lakukan baik itu ditujukan buat kita atau kita anggap ditujukan buat kita. PDKT yang gak berakhir kena Pajak-Jadian sama temen-temen sebenernya bisa aja jadi ajang cari teman –atau bahkan sahabat- baru kalau seandainya kita gak curhat sana-sini soal perhatian-perhatian mereka yang kadang suka kita lebih-lebihkan dan menganggap “dia naksir aku”. Gak perlu sampe sungkan-sungkanan sama teman yang kalian curhati habis-habisan gara-gara malu berat habis dibilang naksir, eh gak taunya jalan sama cewek/cowok lain.

Saya sendiri gimana? Nyengir aja deh. Tapi kadang, kecewa (entah oleh hal apa) ataupun patah hati, bikin kita lebih bijak, menutup diri, atau mungkin amat sangat menyebalkan. Trust me, deh! Hhahahaha :D

Seseorang yang….entahlah. Saya bingung harus mendeskripsikan orang itu dengan bagaimana dan seperti apa. Intinya, seseorang pernah bilang sama saya :
“Kamu gak punya pacar soalnya gak ada yang mau sama kamu” #sambil-ketawa. I think She need a medicine immediately!! That’s so bad. Dengan santai (Diluar. Padahal sih tersinggung) saya bilang, “Cih, terus kamu bangga punya pacar? Buat apa punya pacar kalo cuma seperti pacarmu. Useless”. Oke saya sadar. Saya menjadi sama buruknya dengan ucapan dia barusan sedatar-datarnya respon saya. Bukan, bukannya saya mau jadi oversensitive. Biasanya saya gak terlalu ambil pusing sama omongan orang. But, “gak ada yang mau sama kamu” words is too rude buat diucapkan sama orang yang harusnya mengayomi yang lebih muda.

Having a boyfriend not a point of being alive for me. Saya akan merasa sangat hidup dan bahagia kalo saya bisa hadiahin orang tua saya IPK cumlaude pas hari kelulusan nanti. Sukur-sukur kalo bisa ngasi IP 4.00. Sudah semester 5 dan masih jomblo? So what. Buat apa pacaran kalo kerjaannya nangis mulu, disayang-sayang di SMS atau telpon tapi ternyata si pacar nikung sana sini, tengah malem suka kalap gara-gara gak punya pulsa dan kuota internet buat bales SMS atau chat dia, kamana-mana kena wajib lapor (padahal sama orang tua sendiri aja suka jarang pamit), gak boleh ini-itu dan semua-muanya, serta hal-hal menjengkelkan lainnya?

Saya masih bisa hidup dengan normal tanpa pacar. Dengerin musik, ngopi bareng temen atau sendirian sambil sibuk dengan pikiran dan imajinasi saya, berangkat nonton seenak jidat tanpa harus cocokin jadwal sana sini, berlama-lama ditoko buku tanpa harus membeli dan merasa sungkan sama orang yang nganterin atau nemenin, ketawa-ketiwi di hutan yang sama sekali  bersih dari light-pollution (you know what I mean) bareng sama teman-teman pendaki lain tanpa harus khawatir ada yang cemburu, dan yang paling penting adalah bebas berteman sama siapapun.

Saya memang gak punya pacar, tapi saya senang punya teman seperti kalian. You really know how to make people smile, laugh, and then cry dalam waktu singkat! Mmmmmmm, sebut saja “the always there” feeling. For some reason, ada beberapa orang yang selalu bareng kita dan jadi bagian dari hidup kita selamanya (the ture friend, of course). Thank you so much for being (again and again) the helping hands and simply just by saying yes all the time, guys
J

Jumat, 21 Juni 2013

[Facebook, Twitter] Not a Virtual Life [I Think]

Hi there! Do you want to hear a joke? OK, I’ll tell you then.
Do you want to hear a joke? Yeah, that is Y.O.U! (Thanks for stalking me. You’re the best stalker agent. Ever :P)

Adalah sebuah lelucon ketika kamu berkata untuk tidak melakukan sesuatu, tapi ternyata kamu justru melakukan sesuatu yang kamu bilang “bukan kamu banget” #ngakak.

Jadi gini, saya baru bener-bener kepikiran kata-kata kamu yang bilang kalo di social network, nyindir satu orang tapi yang ngerasa banyak. “Maklum” kata mu waktu itu. Bener juga sih, bener banget malah. Soalnya kamu terus-terusan ngerasa kesindir :p.


Come on, guys. On the internet, nobody knows that you’re an ordinary human, a devil, a mouse, a dog, or a warewolf. Memang baner kita bisa ngeliat aktivitas sosial orang lain dari sosial media, tapi gak adil banget buat kita ataupun orang lain kalau kemudian dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan tentang hidup kita atau mereka. Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa tahu, kan? So, stop “falling” fo people’s virtual life. Because what yo see (or read) there, is not always what you get. CATET!

Jumat, 07 Juni 2013

Permisi, Kami Cuma Mau Numpang Lewat

Kamis, 6 Juni 2013

Allah menciptakan berbagai makhluk dimuka bumi. Yang jelas terlihat, ataupun yang hanya kadang-kadang terlihat.

Minggu tenang buat saya adalah seminggu penuh insomnia. Belajar sampai malam, atau bahkan sampai pagi. Bukan karena apa, tapi saya termasuk tipe orang yang gampang lupa sama sesuatu termasuk materi kuliah kalo dipelajari secara instant alias SKS.

Suasana kos di minggu tenang lebih mirip perpustakaan. Sedikit suara. Kalo sudah tengah malam, kadang cuma ada suara halaman buku yang dibolak-balik.

Minggu tenang saya seperti biasa, ditemani Bak Epi di kos, belajar bersama-sama. Bak Epi dengan materi kuliah hukumnya, dan saya dengan materi kuliah statistika saya. Masih ditempat biasa seperti minggu tenang sebelum-sebelumnya, di kursi dan meja depan kamar.

Waktu itu, cuma ada kami berdua yang belajar di situ. Bak Fika, Bak Essi, Bak Bella, Bak Indah, sama Belgis (semuanya penghuni lantai 1) di dalam kamar masing-masing. Sekali-kali mereka keluar kamar sekedar ikut duduk sebentar, ambil air, atau ke kamar mandi.

Sekitar jam 20.00, Bak Epi nemuin teman-temannya di teras. Saya lanjut belajar sendirian sambil ditemani Live High-nya Jason Mraz. Live High selesai, lanjut ke Everything’s Magic-nya Angel and Airwaves. Karena lagu ini cukup berisik (distorsinya keren), jadinya saya memutuskan buat menikmati lagunya saja sebentar. 

Waktu itu, posisi saya senderan di kursi, ngadep kamar mandi, sambil ngelamun.
Tiba-tiba, ada ‘sesuatu’ lewat. Item. Very-Fast-Motion. Saya kaget, duduk tegak, sambil kedip-kedipin mata. Dalam hati saya bilang, “Oh, halusinasi halusinasi”. Lanjut belajar lagi. Gak lama, Bak Epi balik masuk. Kita lanjut belajar bareng lagi sambil sesekali ngobrol-ngobrol. Topik kita waktu itu adalah Pramugari yang dipukul penumpang pesawat gara-gara ngingetin buat matiin HP sama PAPSKY. Anyway, apa Papsky? Siapa Papsky? Biarkan kita yang tau. Hhahahaha :D


Bak Epi masih lanjut nyatet sambil ngelawak, saya masih lanjut coret-coret kertas. Pas saya mau menanggapi Bak Epi, eh ada si item lagi mantul dari kaca jendela kamar Bak Arin (si item lebih item dari kaca jendela). Kali ini gerakannya Slow-Motion. Saya ikutin geraknya, sampe Bak Epi nanya, “Kenapa, Nia?” Saya sadar dan noleh ke Bak Epi sambil jawab, “He, gak papa. Gak jadi” kemudian lanjut sama coret-coret saya. Dalam hati saya bilang, “Oh, masih halusinasi yang sama”.

Bak Epi masuk kamar ambil bantal, terus balik lagi. Tapi kali ini sambil tidur-tiduran di kursi maenin HP. Saya minum kopi, masih ditempat yang sama (dan masih sedikit shock). Bak Epi nyerah sama ngantuk, akhirnya masuk kamar. Saya nyerah tapi belum ngantuk, masih duduk ditempat sambil dengerin The Only Exception-nya Paramore. Posisi waktu itu ngelamun ngadep timur. Nah, ditengah lamunan itu si item muncul lagi! Lebih cepet dari yang kedua, tapi lebih lambat dari yang pertama. Di depan mata lagi. Yassssalaaaaaam..... Oke cukup! It's real! I'm not dreaming! Ini bukan cuma sekedar halusinasi, ini "halus"inasi!! Saya capek. Mungkin mereka cuma mau numpang lewat. Tapi ya gak segitunya juga kali  -___-. Muncul bertubi-tubi dalam jeda waktu yang singkat bikin saya shock!!!

Kamis, 06 Juni 2013

Pensieve [?]

Halo, pengen cerita nih. Anngap saja saya dalang dari epos Rama-Shinta versi unhappy ending –karena happy ending sudah terlalu mainstream. Oh iya, untuk mempermudah pemahaman cerita yang kenyataannya secara gak sadar dibikin rumit, kita sama-sama pake point of view orang pertama pelaku utama ya 

Here it goes . . .

######

Hai, saya Ani. Cuma cewek biasa yang gak ada menarik-menariknya, cenderung kaku, dan makan seperti bayi dinosaurus. Kemarin dulu (lupa pastinya), saya mungkin jadi cewek beruntung karena saya punya orang lain yang baik banget dan terima saya apa adanya (selain orang tua dan teman-teman super saya). Dia gak pernah protes apapun tentang saya. Tentang sifat saya yang suka grasak-grusuk atau tentang gaya makan saya yang (sudah saya bilang) seperti bayi dinosaurus. Tapi ternyata diam-diam, dia kecewa sama sikap saya yang seperti cuek dan gak perduli sama keberadaan dia.

Pernah gak sih kalian denger kasus orang-orang yang less-expression? Nah, saya salah satunya. Jangankan sama dia, sama teman sendiri pun buat sekedar bilang “kamu gak papa, kan? Sudah minum obat?” sulitnya minta ampun! Kalo pun saya paksakan, yang bakal ditangkep mereka adalah cuma ke-sok-pedulian bukan ketulusan. Padahal sebenernya ya memang bener-bener tulus lahir batin saya ngerasa khawatir. Nah, itu juga yang dia rasakan soal saya.

Boleh saya bilang, He’s not a nice guy anymore. Ya! Dan yang berkontribusi besar pada perubahannya itu adalah SAYA! I’ve become so cruel more than The Mandarin dan menjadi lebih menakutkan dari para Dementor.

Ada devil-emoticon dibalik smile-emoticonnya, ada cry sad-emoticon dibalik smile-emoticon saya, ada reallycrying-emoticon dibalik laughuntillcrying-emoticon saya, dan ada weakgrandma-emoticon dibalik AdeRai-emoticon saya. Saya paham dunia ini panggung sandiwara, but DAMN!! Saya belum pernah ngerasa sebenci ini sama emoticon[s]!!

Dia terlalu sering membiarkan saya bermain-main dengan pikiran saya tentang dia, membiarkan saya membuat spekulasi-spekulasi, tanpa ada penjelasan dari realita yang sebenarnya. Dia tipe yang gampang mundur sekali gertak, sedangkan saya bukan tipe orang yang mau sibuk menerjemahkan kode-kode. Alasannya cuma satu. Saya takut salah mengartikan, dan membuat saya mengharapkan sesuatu yang gak seharusnya saya harapkan (defense-mechanism). Faktanya, worry gives small things a big shadow. Saya terlalu banyak menghawatirkan ini itu. Banyak yang saya sia-siakan gara-gara rasa khawatir berlebih yang mungkin orang lain gak bisa liat. Saya menyia-nyiakan waktu, dan terutama kamu.

When I love someone, I’ll never try to fall in love with someone else.

######

Mari berdiri di samping, di depan, atau di belakang orang-orang yang punya prinsip seperti itu karena orang-orang seperti mereka adalah orang yang nantinya akan amat sangat membutuhkan kita as shoulder to cry.

Standing ovation dan terimakasih banyak buat kalian-kalian yang sudah rela diluangkan waktunya dengerin curhatan orang-orang dengan less-expression. Yang tetap berusaha paham sama hal-rumit-tak-terjelaskan dari orang-orang less-expression. Yang berusaha jadi orang kaya asmara walau sebenarnya fakir asmara dengan ngasi wejangan-wejangan manteb. Yang punya multiple-characters bukan cuma agen ganda, pukpuk-kers, tapi juga pensieve hidup dan berjalan (love you so much :*)

"When you're up, your friends know who you are. When you're down, you know who your friends are"

Rabu, 05 Juni 2013

PAPERMAN

The Winner of OSCAR’s Animated Short Movie 2013. Disney proudly present, PAPERMAN!!!! *tepuk tangan*
I know it’s too late. But, late is better than never, right? :p


Pelajaran yang bisa dipetik, "jangan terlalu memaksakan *uhuk* cinta. Ketika waktunya tiba, dia akan datang dengan sendirinya dengan bantuan alam semesta".

Oke, nice. Tapi apa sepenuhnya bisa dipercaya? We have to believe in FATE gitu ya?
Silahkan percaya. Tapi yang namanya fate itu apa bener-bener bisa kita dapet kalo kita sendiri gak ada usaha?
Kita boleh banget mengandalkan yang namanya fate atau yang namanya cosmological-coincidence, tapi kalo gak ada aksi apa-apa, ya jangan ngarep apa-apa :p