Jumat, 21 Juni 2013

[Facebook, Twitter] Not a Virtual Life [I Think]

Hi there! Do you want to hear a joke? OK, I’ll tell you then.
Do you want to hear a joke? Yeah, that is Y.O.U! (Thanks for stalking me. You’re the best stalker agent. Ever :P)

Adalah sebuah lelucon ketika kamu berkata untuk tidak melakukan sesuatu, tapi ternyata kamu justru melakukan sesuatu yang kamu bilang “bukan kamu banget” #ngakak.

Jadi gini, saya baru bener-bener kepikiran kata-kata kamu yang bilang kalo di social network, nyindir satu orang tapi yang ngerasa banyak. “Maklum” kata mu waktu itu. Bener juga sih, bener banget malah. Soalnya kamu terus-terusan ngerasa kesindir :p.


Come on, guys. On the internet, nobody knows that you’re an ordinary human, a devil, a mouse, a dog, or a warewolf. Memang baner kita bisa ngeliat aktivitas sosial orang lain dari sosial media, tapi gak adil banget buat kita ataupun orang lain kalau kemudian dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan tentang hidup kita atau mereka. Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa tahu, kan? So, stop “falling” fo people’s virtual life. Because what yo see (or read) there, is not always what you get. CATET!

Jumat, 07 Juni 2013

Permisi, Kami Cuma Mau Numpang Lewat

Kamis, 6 Juni 2013

Allah menciptakan berbagai makhluk dimuka bumi. Yang jelas terlihat, ataupun yang hanya kadang-kadang terlihat.

Minggu tenang buat saya adalah seminggu penuh insomnia. Belajar sampai malam, atau bahkan sampai pagi. Bukan karena apa, tapi saya termasuk tipe orang yang gampang lupa sama sesuatu termasuk materi kuliah kalo dipelajari secara instant alias SKS.

Suasana kos di minggu tenang lebih mirip perpustakaan. Sedikit suara. Kalo sudah tengah malam, kadang cuma ada suara halaman buku yang dibolak-balik.

Minggu tenang saya seperti biasa, ditemani Bak Epi di kos, belajar bersama-sama. Bak Epi dengan materi kuliah hukumnya, dan saya dengan materi kuliah statistika saya. Masih ditempat biasa seperti minggu tenang sebelum-sebelumnya, di kursi dan meja depan kamar.

Waktu itu, cuma ada kami berdua yang belajar di situ. Bak Fika, Bak Essi, Bak Bella, Bak Indah, sama Belgis (semuanya penghuni lantai 1) di dalam kamar masing-masing. Sekali-kali mereka keluar kamar sekedar ikut duduk sebentar, ambil air, atau ke kamar mandi.

Sekitar jam 20.00, Bak Epi nemuin teman-temannya di teras. Saya lanjut belajar sendirian sambil ditemani Live High-nya Jason Mraz. Live High selesai, lanjut ke Everything’s Magic-nya Angel and Airwaves. Karena lagu ini cukup berisik (distorsinya keren), jadinya saya memutuskan buat menikmati lagunya saja sebentar. 

Waktu itu, posisi saya senderan di kursi, ngadep kamar mandi, sambil ngelamun.
Tiba-tiba, ada ‘sesuatu’ lewat. Item. Very-Fast-Motion. Saya kaget, duduk tegak, sambil kedip-kedipin mata. Dalam hati saya bilang, “Oh, halusinasi halusinasi”. Lanjut belajar lagi. Gak lama, Bak Epi balik masuk. Kita lanjut belajar bareng lagi sambil sesekali ngobrol-ngobrol. Topik kita waktu itu adalah Pramugari yang dipukul penumpang pesawat gara-gara ngingetin buat matiin HP sama PAPSKY. Anyway, apa Papsky? Siapa Papsky? Biarkan kita yang tau. Hhahahaha :D


Bak Epi masih lanjut nyatet sambil ngelawak, saya masih lanjut coret-coret kertas. Pas saya mau menanggapi Bak Epi, eh ada si item lagi mantul dari kaca jendela kamar Bak Arin (si item lebih item dari kaca jendela). Kali ini gerakannya Slow-Motion. Saya ikutin geraknya, sampe Bak Epi nanya, “Kenapa, Nia?” Saya sadar dan noleh ke Bak Epi sambil jawab, “He, gak papa. Gak jadi” kemudian lanjut sama coret-coret saya. Dalam hati saya bilang, “Oh, masih halusinasi yang sama”.

Bak Epi masuk kamar ambil bantal, terus balik lagi. Tapi kali ini sambil tidur-tiduran di kursi maenin HP. Saya minum kopi, masih ditempat yang sama (dan masih sedikit shock). Bak Epi nyerah sama ngantuk, akhirnya masuk kamar. Saya nyerah tapi belum ngantuk, masih duduk ditempat sambil dengerin The Only Exception-nya Paramore. Posisi waktu itu ngelamun ngadep timur. Nah, ditengah lamunan itu si item muncul lagi! Lebih cepet dari yang kedua, tapi lebih lambat dari yang pertama. Di depan mata lagi. Yassssalaaaaaam..... Oke cukup! It's real! I'm not dreaming! Ini bukan cuma sekedar halusinasi, ini "halus"inasi!! Saya capek. Mungkin mereka cuma mau numpang lewat. Tapi ya gak segitunya juga kali  -___-. Muncul bertubi-tubi dalam jeda waktu yang singkat bikin saya shock!!!

Kamis, 06 Juni 2013

Pensieve [?]

Halo, pengen cerita nih. Anngap saja saya dalang dari epos Rama-Shinta versi unhappy ending –karena happy ending sudah terlalu mainstream. Oh iya, untuk mempermudah pemahaman cerita yang kenyataannya secara gak sadar dibikin rumit, kita sama-sama pake point of view orang pertama pelaku utama ya 

Here it goes . . .

######

Hai, saya Ani. Cuma cewek biasa yang gak ada menarik-menariknya, cenderung kaku, dan makan seperti bayi dinosaurus. Kemarin dulu (lupa pastinya), saya mungkin jadi cewek beruntung karena saya punya orang lain yang baik banget dan terima saya apa adanya (selain orang tua dan teman-teman super saya). Dia gak pernah protes apapun tentang saya. Tentang sifat saya yang suka grasak-grusuk atau tentang gaya makan saya yang (sudah saya bilang) seperti bayi dinosaurus. Tapi ternyata diam-diam, dia kecewa sama sikap saya yang seperti cuek dan gak perduli sama keberadaan dia.

Pernah gak sih kalian denger kasus orang-orang yang less-expression? Nah, saya salah satunya. Jangankan sama dia, sama teman sendiri pun buat sekedar bilang “kamu gak papa, kan? Sudah minum obat?” sulitnya minta ampun! Kalo pun saya paksakan, yang bakal ditangkep mereka adalah cuma ke-sok-pedulian bukan ketulusan. Padahal sebenernya ya memang bener-bener tulus lahir batin saya ngerasa khawatir. Nah, itu juga yang dia rasakan soal saya.

Boleh saya bilang, He’s not a nice guy anymore. Ya! Dan yang berkontribusi besar pada perubahannya itu adalah SAYA! I’ve become so cruel more than The Mandarin dan menjadi lebih menakutkan dari para Dementor.

Ada devil-emoticon dibalik smile-emoticonnya, ada cry sad-emoticon dibalik smile-emoticon saya, ada reallycrying-emoticon dibalik laughuntillcrying-emoticon saya, dan ada weakgrandma-emoticon dibalik AdeRai-emoticon saya. Saya paham dunia ini panggung sandiwara, but DAMN!! Saya belum pernah ngerasa sebenci ini sama emoticon[s]!!

Dia terlalu sering membiarkan saya bermain-main dengan pikiran saya tentang dia, membiarkan saya membuat spekulasi-spekulasi, tanpa ada penjelasan dari realita yang sebenarnya. Dia tipe yang gampang mundur sekali gertak, sedangkan saya bukan tipe orang yang mau sibuk menerjemahkan kode-kode. Alasannya cuma satu. Saya takut salah mengartikan, dan membuat saya mengharapkan sesuatu yang gak seharusnya saya harapkan (defense-mechanism). Faktanya, worry gives small things a big shadow. Saya terlalu banyak menghawatirkan ini itu. Banyak yang saya sia-siakan gara-gara rasa khawatir berlebih yang mungkin orang lain gak bisa liat. Saya menyia-nyiakan waktu, dan terutama kamu.

When I love someone, I’ll never try to fall in love with someone else.

######

Mari berdiri di samping, di depan, atau di belakang orang-orang yang punya prinsip seperti itu karena orang-orang seperti mereka adalah orang yang nantinya akan amat sangat membutuhkan kita as shoulder to cry.

Standing ovation dan terimakasih banyak buat kalian-kalian yang sudah rela diluangkan waktunya dengerin curhatan orang-orang dengan less-expression. Yang tetap berusaha paham sama hal-rumit-tak-terjelaskan dari orang-orang less-expression. Yang berusaha jadi orang kaya asmara walau sebenarnya fakir asmara dengan ngasi wejangan-wejangan manteb. Yang punya multiple-characters bukan cuma agen ganda, pukpuk-kers, tapi juga pensieve hidup dan berjalan (love you so much :*)

"When you're up, your friends know who you are. When you're down, you know who your friends are"

Rabu, 05 Juni 2013

PAPERMAN

The Winner of OSCAR’s Animated Short Movie 2013. Disney proudly present, PAPERMAN!!!! *tepuk tangan*
I know it’s too late. But, late is better than never, right? :p


Pelajaran yang bisa dipetik, "jangan terlalu memaksakan *uhuk* cinta. Ketika waktunya tiba, dia akan datang dengan sendirinya dengan bantuan alam semesta".

Oke, nice. Tapi apa sepenuhnya bisa dipercaya? We have to believe in FATE gitu ya?
Silahkan percaya. Tapi yang namanya fate itu apa bener-bener bisa kita dapet kalo kita sendiri gak ada usaha?
Kita boleh banget mengandalkan yang namanya fate atau yang namanya cosmological-coincidence, tapi kalo gak ada aksi apa-apa, ya jangan ngarep apa-apa :p