Rabu, 01 Mei 2013

Then I Hate You So


Saya tegaskan sebelumnya kepada kalian-kalian yang terlalu peka perasaannya, yang terlalu sibuk dengan spekulasi-spekulasi kalian, yang terlalu menganggap bahwa kalian adalah main topic dari postingan saya kali ini atau sebelumnya, lebih baik tidak usah melanjutkan membaca.
Pasti pada tau Hollywood Nobody kan? Kalo belum tau, silahkan goggling saja J

Nah, Hollywood Nobody pernah bilang kalo Everything Happen For a Reason.Setuju! Ada alasan kenapa bumi berputar. Ada alasan kenapa buat saya Muse adalah salah satu band paling keren sepanjang masa. Ada alasan kenapa saya semacam memiliki ketertarikan yan tidak biasa kepada negara kerajaan yang identik dengan big beng nya. Dan, tentunya ada alasan kenapa You Me at Six punya lagu yang judulnya The Truth is a Terrible Thing beda dikit sama judul baru blog ini.

Seperti yang sudah Hollywood Nobody bilang, saya bilang, dan (pasti) kalian bilang, segala sesuatu terjadi berdasar sebuah alasan. Alasan kenapa saya kurang respect pada anda. The reasons why then I hate you so.
Here it goes. Kalo saya adalah “juri” untuk pemilihan stalker agent, hal pertama yang saya lihat adalah apakah sang applicant adalah orang yang perasa atau gampang tersinggung. Kalo dia perasa dan gampang tersinggung, saya bakal bilang, “Kamu gak cocok jadi stalker agent”.

Kalo si applicant gak bisa cuekin apapun yang orang lain omongin atau lakukan (yang menurut pikiran sempitnya selalu ditujukan buat buat dia), ya mending resign aja. Cari kerjaan lain. Jangan stalking melulu.

Contoh, anda menganggap apa yang seseorang bicarakan adalah hal buruk. Lantas (tsaaaah), kenapa kamu harus tersindir? Kamu merasa pembicaraan seseorang tersebut adalah selalu tertuju pada kamu? Ckckckckck, secara gak langsung kamu menganggap bahwa hal (yang menurut kamu) buruk itu adalah cerminan dari kamu sebenarnya, kan? Kasian sekali.

Kamu terlalu sok tau. You wanna know me in 140 characters? STUPID! Kamu gak tahu apa-apa soal saya, soal dia, apalagi cerita yang sebenarnya. Saya rasa, punya bakat buat jadi pengarang novel fiksi atau skenario FTV. Cocok banget. Oh, bukan-bukan. Saya buka sok tau atau sok-sok ngerasa kalo yang kamu tulis (dan sekarang sudah kamu hapus) itu adalah saya, dia, dan dia. Hei, mbak yang baik hati dan kalem, siapa pun yang baca itu apalagi yang kenal langsung sama tokoh-tokoh yang kamu ciptakan itu pasti tau lah siapa mereka-mereka itu (kecuali “dia” yang kamu sebut sebagai cewek kasar, brutal, dan segala macam buruk-buruk lainnya).

Hhm, mari diluruskan. Sebenarnya, “dia” yang kamu sebut bukan orang yang kasar atau brutal. Dia cuma gak jago bersandiwara apa lagi menututup-nutupi perasaan. Alasannya, karena dia gak mau bermuka dua. Dia buka tipe-tipe orang yang sering bersikap sok bijak hanya untuk kepentingan pencitraan. Dia juga bukan tipe-tipe orang pemarah (pendendam mungkin iya). Dia Cuma gak suka kehidupannya diganggu sama cerita-cerita khayal kamu yang gak bakal pernah bisa masuk di akal orang-orang yang kenal mereka dengan baik. Ini bukan soal mengungkit cerita lama (soalnya sudah kamu hapus), ini cuma sebatas cerita yang baru sempat terpublish. Supaya kamu bisa baca. Supaya kamu juga bisa ber”cermin”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar