Sabtu, 03 September 2011

Dekat Dengan Surabaya, Mengapa Madura Tertinggal?

Beberapa bulan lalu, salah satu teman ku mengupdate status di akun facebooknya. Di statusnya, dia nyebut-nyebut soal MESTAKUNG.

Mestakung (Semesta Mendukung) itu adalah judul sebuah film yang dibintangi Revelina S. Temat, Oom Lukman Sardi, Tante Febi Febiola, dan ga tau lagi. Yang bikin kita disini agak heboh, karena beberapa scene dari film tersebut diambil di Pulau Madura. Wedeeeeeeehhhh….!!! Bangga dong kita sebagai orang Madura :D (belakangan ini aku tau kalo bangga dan norak memiliki persamaan yang cukup banyak). Eh, tapi setelah dipikir-pikir, lumayan juga buat promosi Visit Madura. Biar ga cuma terkenal sama Kerapan Sapi, Garam, dan Carok --istilah Madura yang sama artinya dengan duel antara dua orang atau lebih untuk saling melukai bahkan membunuhkarena mempertahankan harga diri-- (Serem memang. Tapi di zaman sekarang, carok sudah hampir tidak pernah terjadi lagi. Madura cinta damai). 
Di Madura juga ada :


Monumen Arek Lancor
Air Terjun Toroan

Wisata Batik
sebenernya masih banyak, kebanyakan kalo disebutin semua... :D

Oke! Kembali lagi ke film Mestakung. Beberapa spot dipake buat syuting. Salah satunya adalah tambak garam di daerah Pademawu (kabarnya sih gitu). Aku juga ga tau lokasinya secar detail. Selain kurang paham daerah sana, info yang sampe ke aku juga ga jelas. Maklum, pas gembar-gembor berita itu aku lagi direhabilitasikan di LBB Eksakta ^.^
Lama ga denger kabar, tau-tau filmnya sudah main di bioskop-bioskop. Baru-baru ini, pas lagi facebook.an, di beranda muncul lagi si Pung Deeply dengan tautan barunya. Ada poster film Mestakung. Dibagian bawah gamabr, ada tulisan “Dekat dengan Surabaya, mengapa Madura tertinggal?” (source: Kapanlagi.com). Ebuseeeeeet….!!! Itu terlalu mak jleb!! Separah itu kah Madura?!!? Agak ga setuju juga sama kalimat itu. Sebenernya kalimat itu dalam konteks yang lebih luas hampir sama dengan : “Dekat atau bahkan berbatasan langsung dengan negara-negara maju seperti Singapura, Brunei, dan Malaysia, tapi kenapa Indonesia masih saja tertinggal?”.  Kenyataan sebenarnya yang terjadi di Madura adalah : perbedaan pemahaman dan sudut pandang. Madura bukan tertinggal. Madura hanya butuh waktu untuk berkembang kearah yang lebih baik.
Inget waktu ospek Universitas Brawijaya pas acara Training Motivation. Waktu itu pematerinya bilang -> “Seperti kata Bung Karno:  Beri aku 10 pemuda, maka aku akan mengguncang dunia!”. 10 pemuda cukup untuk membuat Bung Karno yakin akan bisa mengguncang dunia. Bagaimana dengan pemuda-pemudi Madura? Terutama yang sedang menuntut ilmu diperantauan seperti aku dan ratusan atau mungkin bahkan ribuan orang lainnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar